Senin, 14 Maret 2011

Personality Disorder Cluster B

Personality Disorder atau gangguan kepribadian merupakan gangguan psikologis kronis yang sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Memiliki gangguan kepribadian dapat memberikan pengaruh negatif terhadap pekerjaan seseorang, keluarga, dan kehidupan sosial seseorang. Mereka yang memiliki gangguan kepribadian memiliki beberapa fitur yang berbeda termasuk gangguan psikologis dalam diri; kemampuan untuk memiliki hubungan interpersonal yang sukses; kesesuaian dari jangkauan emosi, cara memahami diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia, serta memiliki kesulitan untuk mengontrol perasaan yang tepat. Secara umum, orang dengan gangguan kepribadian memiliki masalah yang luas dalam hubungan sosial dan pengaturan mood.

Beberapa gangguan kepribadian Cluster B :

Orang yang menderita gangguan histrionik selalu ingin menjadi pusat perhatian. Orang dengan gangguan histrionik hanya memikirkan bagaimana caranya mendapatkan perhatian dari orang lain. Orang ini mencari perhatian kepada orang lain dengan menjadi sangat dramatis, menggoda secara terang-terangan, dan menonjolkan kualitas positif pada penampilan fisik mereka secara berlebihan.  Selain itu, orang dengan gangguan histrionik tidak senang menunda kepuasan sehingga tidak toleran terhadap balasan yang lama dan memiliki ekspresi dan emosi yang dangkal serta cepat berubah. 

Gangguan histrionik juga menunjukkan gejala dengan karakter emosi yang meluap-luap. Misalnya saja, mempunyai keinginan untuk selalu mendapatkan pujian, dan mendapatkan rayuan yang berlebihan. Kehidupan sehari-hari orang yang menderita gangguan histrionik digambarkan dengan adanya kehidupan yang dramatis, memiliki antusias yang berlebihan, dan terkesan genit. Terkadang perilaku yang ditunjukkan dapat membangkitkan hasrat seksual orang lain, memiliki ekspresi emosi yang berlebihan, dan mudah dipengaruhi oleh orang lain.

Individu dengan gangguan kepribadian histrionik selalu ingin mencari perhatian dari orang lain, tujuannya adalah untuk mendapatkan pengukuhan dirinya. Individu ini akan selalu menanyakan pendapat orang lain mengenai hal-hal yang menyangkut dirinya, dimulai cara pakaian, dandanan, hingga masalah pribadi lainnya.  Gangguan ini sudah terlihat sejak kecil hingga memasuki masa remaja dan berkembang menjadi gangguan kepribadian.

Gangguan kepribadian histrionik kebanyakan dialami oleh wanita. Orang yang memiliki gangguan kepribadian ini biasanya akan gagal dalam menjalin hubungan, ditinggalkan atau diceraikan oleh pasangan-nya. Orang-orang dengan gangguan ini akan cenderung membesar-besarkan masalah medis, akan lebih sering pergi ke dokter daripada kebanyakan orang yang tidak mengalami gangguan kepribadian histrionik, dan adanya peningkatan perilaku bunuh diri (Kraus & Reynolds, 2001).  Orang dengan gangguan kepribadian ini sering mencari treatment untuk depression atau anxiety. Kriteria Diagnostik lihat (DSM-IV)

TREATMENT 
Treatment  psychodynamic mem-fokuskan pada mengungkapkan emosi yang selama ini ditekan dan membantu orang dengan gangguan kepribadian histrionik ini untuk meng-ekspresikan emosi-emosi dan kebutuhan sosial mereka dengan cara yang lebih tepat. Terapi cognitive mem-fokuskan pada asumsi-asumsi client yang tidak dapat mereka fungsikan sendiri dan membantu memformulasikan tujuan dan rencana untuk hidupnya yang tidak bergantung pada orang lain ( Beck & Freeman, 1990). Para terapis berusaha untuk membantu client mengurangi dramatisasi yang dilakukan dengan memberikan sugesti tentang evaluasi yang lebih reasonable.


Studi empiris menemukan bahwa orang dengan gangguan Borderline dilaporkan lebih cenderung memiliki masa kecil yang berada dalam lingkungan instabilitas, sering merasakan adanya pengalaman yang tidak menyenangkan, adanya penolakan dan pengabaian, merasa sendiri dan gagal, serta adanya psikopatologi orangtua.

Individu dengan gangguan Borderline biasanya sangat peka terhadap cara orang lain memperlakukan mereka, bereaksi kuat terhadap kritik yang dirasakan atau sakit hati yang dirasakan. Perasaan yang dirasakan terhadap orang lain sangat mudah beralih dari positif ke negatif, terutama setelah merasakan kekecewaan atau merasa terancam akan kehilangan seseorang. 

Citra diri juga dapat berubah dengan cepat dari yang sangat positif hingga sangat negatif. Orang yang terkena gangguan sering bertindak impulsif, misalnya minum alkohol atau penyalahgunaan obat, seks yang tidak aman, judi, ingin bunuh diri, dan melakukan kecerobohan pada umumnya. Mereka cenderung melihat dunia secara umum sebagai berbahaya dan jahat, dan cenderung melihat diri mereka sebagai tidak berdaya, rentan, tidak dapat diterima dan yakin dalam identitas diri. 
Kriteria Diagnostik lihat (DSM-IV)


TREATMEN
Dialectical behavior therapy fokus pada membantu klien untuk memperoleh suatu rasa diri yang lebih realistis dan positif, mempelajari kemampuan adaptif untuk mengatasi masalah dan meregulasi emosi, dan memperbaiki pemikiran dikotomi mereka.
Treatment psikodinamis untuk orang dengan gangguan ini meliputi membantu klien mengklarifikasi perasaan, mengkonfrontasi mereka dengan kecenderungan mereka untuk membagi citra-diri sendiri dan orang lain, serta menginterpretasikan hubungan pemindahan dengan terapis.
Treatment obat-obatan untuk orang dengan gangguan ini fokus pada mengurangi gejala kecemasan dan depresi melalui obat antikecemasan dan antidepresan serta pada mengontrol perilaku impulsif dengan penghambat reuptake serotonin selektif.


   Gangguan ini memiliki kriteria yang serupa dengan gangguan kepribadian histrionic. Keduanya melakukan sesuatu secara dramatis, mengagung-agungkan serta mencari pujian dari orang lain. Orang dengan gangguan narcissistic juga biasanya lebih bergantung kepada evaluasi diri mereka sendiri.

    Mereka menganggap ketergantungan pada orang lain sebagai kelemahan dan berbahaya. Dalam menjalin hubungan interpersonal biasanya mereka membuat permintaan yang tidak masuk akal pada orang lain untuk mengikuti keinginan mereka dan mengabaikan keinginan serta kebutuhan dari orang lain.

     Mereka juga mengeksploitasi orang lain untuk mendapatkan kekuatan, angkuh, dan merendahkan orang lain. Penderita narcissistic personality disorder (NPD) biasanya hanya akan menjalani treatment jika mereka merasa depresi dan saat menjalani masalah dalam menyesuaikan diri dengan stressor kehidupan sehari-hari. Kriteria Diagnostik lihat (DSM-IV)

     TREATMEN
    Terapi kognitif biasanya dilakukan untuk mengembangkan sensitifitas terhadap kebutuhan orang lain dan membuat mereka menjadi lebih realistis dalam mengharapkan sesuatu berdasarkan kemampuan mereka. caranya ialah dengan mempelajari tantangan dalam menghadapi karakter angkuh atau kesombongan mereka ketika menginterpretasikan sesuatu.







    Antisocial personality disorder (ASPD) merupakan istilah yang digunakan bagi orang-orang yang memiliki kontrol diri kurang baik dan tidak peduli dengan hak orang lain.  Menurut DSM-IV-TR, orang dengan antisocial personality disorder ini adalah orang yang suka bertindak jahat, berbohong demi kesenangan sendiri. Terkadang juga melakukan tindak kriminal, seperti pembunuhan dan pemerkosaan lebih sering dibanding orang normal lainnya.Orang dengan ASPD sering bertindak langsung, tidak memikirkan apa akibatnya bagi diri sendiri dan bagi orang lain. Tidak mempedulikan bahaya yang akan terjadi dan cenderung lebih mengincar bahaya tersebut. Mudah bosan terhadap rutinitas sehari-hari. 
      
     Perilaku antisosial berkembang dan terbentuk dari hubungan sosial dalam rumahtangga yang penuh dengan kekerasan, komunitas masyarakat dan lingkungan pendidikan yang penuh kekerasan juga ikut mempengaruhi terbentuknya gangguan antisosial. Penderita ASPD kurang memahami rasa takut yang diakibatkan oleh bahaya yang mengancam karena kurangnya rangsangan.  Anak-anak yang memiliki orangtua yang cuek dan kurang memperhatikan anaknya akan memiliki kecenderungan untuk mengidap ASPD. Karena perhatian yang diberikan tidak mencukupi kebutuhan, anak akan menyalurkan rasa marah karena kurang perhatian tersebut ke orang lain atau ke diri sendiri.

        
     Penelitian Robins (1966) menemukan bahwa pembentukan karakteristik sosiopat seseorang mempunyai hubungan erat pada anak yang memiliki orangtua alkoholik yang nantinya membentuk anak menjadi seorang antisosial. Disamping itu Robin juga menemukan pada keluarga-keluarga tersebut, terjadinya pembentukan karakter APD pada anak laki dan gangguan somatisasi pada anak perempuan. Hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Glueck dan Glueck (1968) yang melihat pengaruh orangtua alkoholik, kekerasan terhadap anak dan kehidupan rumahtangga yang berantakan. Glueck juga meneliti bahwa orangtua yang tidak menerapkan disiplin terhadap anak dan kurangnya kasih sayang yang diberikan kepada sang anak dapat menumbuhkan gangguan kepribadian antisosial dikemudian hari Kriteria Diagnostik lihat (DSM-IV) 



       TREATMEN
·          Orang dengan ASPD tidak mempercayai bahwa mereka butuh pengobatan. Karena itu, para ahli melakukan pendekatan dengan cara psikoterapi. Para ahli mencoba membuat orang dengan ASPD tersebut mengambil alih kembali kontrol dirinya. Sehingga mereka tahu apa yang mereka lakukan terhadap diri sendiri dan atau orang lain. Terdapat juga pengobatan dengan cara memberikan obat untuk meningkatkan kembali serotonin di otak. Tetapi hal tersebut belum terbukti secara ilmiah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar